English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 09 Mei 2012

Gelombang pasang rutin menahun

Jakarta kota yang menjadi percontohan bagi kota-kota di Indonesia,. Pfff..
Kota dengan jutaan hiburan,kota dengan ribuan pesona,kota dengan ratusan wisata., banyak gedung-gedung pencakar langit menjulang, pusat dari pusat pemerintahan,.. Seperti nya cukup membesar-besarkan nya..

Sudah belasan tahun gue tinggal di kota yang tercinta ini, walaupun cinta gue ke kota ini ngga seluas samudera, tetapi gue cukup mengenal apa yang orang sebut jakarta.,
Pagi,siang,malam,..gue habisin melangkahi hari-hari di kota metropolis ini., banyak dari warga jakarta mengeluh karena urbanitas kriminal yang cukup pekat di kota ini.,, sehingga orang berpendapat "sekejam kejam nya ibu tiri lebih kejam ibu kota".. Buat lo yang punya ibu tiri kejam kalian harus bersyukur karena masih ada yang lebih kejam dari nyokap lo men.,hahaha...
Tetapi bagi sebagian orang jakarta itu sebagai ladang uang,. Karena lahan bisnis yang menjanjikan., dan tak sedikit pula penggerogot uang datang kejakarta dan bekerja memasuki liang liang gedung unik besar beratap hijau..
(sedikit menyeleweng nih cerita),.
Tetapi dari jutaan pesona dan propaganda nya gue punya sedikit cerita tentang keseharian gue di kota yang gemerlap di waktu malam, semerawut di di pagi hari, dan sepi di saat lebaran..

Suatu hari di waktu subuh masih sepi, sejuk, terngiang di telinga kumandang dari pengeras suara di surau,.
Gue terbangun dari bunga bunga tidur., baru beberapa saat waktu shalat subuh habis.. Terdengar suara riuh dan bising suara gemuruh mesin kendaraan bermotor berikut di barengi suara klakson. gue bersiap keluar rumah tak lupa memberi salam, biasa nya gue naik bajaj bareng temen gue tapi karena kesiangan,langsung gue buru-buru cari bus berwarna mirip kendaraan tinja,. sial gue ketinggalan bus nya, gue uber itu bus dari belakang sambil gue teriakan itu kenek,.. "woi laeee tunggu".. Akhir nya minibus itu berhenti dan gue naik lewat pintu belakang dengan keringat dan wajah yang sedikit kusam karena asap buangan dari bus mini,. "sialan pagi pagi gue udah lepek",. Gumam gue., bus baru jalan beberapa ratus meter sudah ada rintangan menghadang, di perempatan jalan arus lalu lintas sangat semerawut (mungkin di depan ada si komo lewat), karena macet yang parah bus yang gue naikin kepanasan dan alhasil mini bus tua itu mogok, inisiatif dari si kenek semua penumpang di oper ke "mini" yang lain nya., "sialan emang nya gue bola di oper-oper"., gerutu gue sambil pindah bus., jam berdetak detik demi detik menit demi menit, dan berubah menjadi jam, waktu menunjuka jam 7.15,. Gue udah keringetan karena udah telat 15 menit dan batang hidung sekolah gue juga belum keliatan,. Pas udah sampai dekat tujuan gue langkahin kaki kiri dengan keringat bercucuran seperti baru keluar dari SPA,. Walaupun begitu wajah masih optimis untuk melangkah memasuki pintu gerbang sekolah,. Dengan percaya diri gue masukin gerbang pertama dari sekolah gue,. Berharap ngga ada guru yang piket,. Saat gue baru mau buka gerbang kedua, terdengar lololongan dari kejauhan memanggil, ternyata itu guru gue yang killer dengan sekumpulan anak didik nya yang juga bernasib seperti gue, temen-temen gue udah ada aja di barisan sambil meringis bahagia., "pfff... Pasrah deh".., akhir nya kami di adili dan di berikan hukuman melawan terik nya sinar matahari., "mana hari ini ada ujian lagi" kata temen-temen gue mengeluh,. akhir nya kami pun masuk menuju kelas dengan kulit yang terbakar, dan siap menghadapi ujian., saat ujian di mulai tidak ada wajah-wajah tegang dari murid-murid di bagian belakang, perlahan-lahan tapi pasti teman di sebelah tempat duduk gue menarik selembar kertas dari kolong tempat meja kayu., sambil menoleh kan wajah ke arah gue dia menarik senyum kecil dari bibir nya,. Seraya gue menyambut senyum nya sambil menganggukan kepala dengan pasti., ujian hari ini pun mulus, (jadi calon koruptor itu gampang.. Haha..) gue dan teman-teman bergegas pulang kerumah karena jam pelajaran sudah habis, "glleeeegarr", begitu seperti nya suara gemuruh awan yang bertabrakan dan menimbulkan sambaran kilat petir,.. "waduh mau ujan nih, ayo buruan pulang", ajak teman gue dan menarik tangan gue.,, kami berdua pun mencari mikrolet kecil yang akan mengantat kami pulang., di perjalan hujan sudah mulai deras, kami mulai panik karena bakalan basah kuyup saat masuk rumah, dalam hati berharap hujan berhenti.,, absurd! cuaca di luar malah bertambah buruk,. Gemuruh guntur dan sambaran kilat terus bersautan,. Jalanan sedikit demi sedikit pun di genangin air se-centi demi centi,.. Saat akan memasuki gapura besar menuju rumah gue, mikrolet, mobil dan motor banyak yang berhenti dan berbalik arah,.. Terdengar kabar bahwa di jalan depan air sudah setinggi paha mulus orang dewasa,. Banyak mobil mogok karena mesin nya terendam., jadi mikrolet yang gue naikin pun ikut berbalik arah,. Karena rumah gue udah hampir dekat akhir nya gue mutusin untuk turun sendiri dan berjuang untuk pulang kerumah.,, kebetulan belum mandi,.
gue lepas sepatu dan gue langkahin kaki gue, menuju kolam umum di depan sana.., pelan pelan gue melangkah terasa air melewati batas mata kaki gue, makin lama mulai menyentuh paha gue.. Gue kira cuma sebatas itu ternyata makin ketengah a*u gue pun ikut terendam dan air mencapai batas paha,. air dari langit jatuh menghujam kepala gue, dan miris nya saat gue berada didalam banjir yang setiap hujan akan menghiasi kota ini,gue terdiam sejenak dan menarik nafas dalam, saat hasil buang dari manusia melintas diatas genangan air di samping gue,. Dalam hati gue menyesal tinggal di kota yang kata orang penuh dengan fasilitas memadai dan kemewahan, tapi ternyata banyak warga kota ini susah payah dalam menjalani hari hari di kota urban ini,. Seakan paham demokrasi di kota ini terkikis dan tergantikan dengan paham liberalis,. Tidak semua rakyat ini merasakan manis nya pundi pundi negara,.. Hanya yang berjas saja yang bebas menarik debit demi debit dari uang uang rakyat,. Miris negara ini dan kota ini,. Saat seorang rakyat jelata berdiri di depan mobil mewah nan kinclong di perempatan lampu merah,. Mereka hanya bisa menelan ludah dan berkhayal mendapat kan nya,. Benar benar tak merata nya negara ini., pemerintah yang seharus nya bertugas mengurusi kehidupan rakyat rakyat,. Justru malah sibuk memperkaya rekening mereka, seakan hanya formalitas sebagai wakil rakyat,.
Bagai mana demokrasi dapat di pegang teguh, bagai mana sila sila dalam pancasila terwujud, bila pemerintahan nya kerjanya di dominasi dengan menikmati fasilitas nya,. Bukan untuk bekerja mengurusi rakyat., semoga dari rakyat ini di masa depan nya akan terlahir sebuah jiwa dari seseorang super yang mementingkan kepentingan rakyat banyak dan mendengarkan curahan rakyat, untuk bekal nanti bagi bumi pertiwi yang rindu dengan kejaan nya di masa lalu..,





posted from Bloggeroid
The original authors of Erry triatmojo

0 komentar:

Posting Komentar